Pada hari Jumat, 9 Februari 2018 yang lalu, sebanyak 117 mahasiswa FTIS angkatan 2017 dari 3 jurusan yaitu Fisika, Matematika dan Informatika mengikuti rangkaian Gladi yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Humaniora dan yang bekerjasama dengan FTIS untuk membangun kebersamaan dan ikatan antar mahasiswa. Pada kesempatan kali ini, fasilitator yang mendampingi adalah YB. Anggono dan Ria Natalia dari LPH dan juga Maria Puspa dari Psikologi Maranatha. Para fasilitator juga didampingi oleh para alumni dari FTIS yaitu Febriani (Matematika 2011), Gregory Sitepu (IF 2010), Ferdian Reynaldi (IF, 2011) dan Matheus Manulong (D3 Manajemen 2013) dan dibantu oleh para asisten Gladi yaitu Meirene (Matematika, 2014) dan Bertha (Mekatronika, 2015). Para peserta kemudian dibagi ke dalam 10 kelompok untuk memudahkan mereka dalam berkegiatan pada hari ini dan di hari kedua.
Di hari pertama ada 3 sesi yang dilakukan oleh peserta; yaitu:
- Sesi Harapan; setiap peserta diminta untuk menuliskan hal-hal apa saja yang ingin diperoleh selama 2 hari 1 malam ini dan sebagian peserta menuliskan ingin merasakan kebersamaan dengan teman-teman satu angkatannya.
- Sesi Megenal Diri, setiap peserta diminta untuk menggambarkan siapa dirinya dalam bentuk apapun (entah barang ataupun manusia). Kemudian, tiap kelompok diminta untuk membuat satu atau beberapa kalimat yang di dalamnya terdapat kata-kata dari gambar setiap peserta di kelompok tersebut.
- Sesi Gaya Belajar; menjelaskan hasil psikotes secara garis besar tentang gaya belajar dan para alumni (Febriani, Ferdian dan Gregory) mensharingkan pengalaman dan gaya belajar mereka ketika kuliah.
Pada hari kedua para peserta diajak untuk berkegiatan outdoor untuk memainkan permainan di 9 pos yang berbeda, permainan tersebut adalah Aim the Box, Ball Cup, Menyeberangi Jembatan, Rolling Carpet, Menara Manusia, Ulir, Pencil Backflip, Spider Web dan Final Game yaitu Ular Berderik. Pada awalnya, semua kelompok diadu bersama di permainan Aim The Box kemudian 2 pemenang di permainan pertama diadu di pos kedua yaitu Ball Cup. Di pos selanjutnya para kelompok akan menuju pos permainan masing-masing berdasarkan arahan yang telah diberikan melalui kartu petunjuk. Semua permainan dirancang untuk menggali kemampuan masing-masing individu dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Kemudian setiap kelompok juga ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada setiap pos dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh fasilitator. Hal ini berkaitan dengan bahwa untuk mencapai tujuan bersama, diperlukan adanya saling percaya dengan anggota kelompok, kepedulian dan rasa saling memiliki. Waktu yang dibatasi juga mengingatkan mahasiswa untuk berani dan konsisten dengan keputusan yang telah diambil bahwa perlu menggunakan waktu sebaik mungkin dalam mengerjakan sesuatu agar tujuan akan tercapai tepat pada waktunya.
Tema besar yang dipilih “Bersama Kita Bisa “ bukan tanpa alasan, hal ini juga sebagai pengingat kepada para peserta bahwa setiap orang dengan segala kelebihan dan kelemahannya memiliki sumbangsih yang sama untuk kemajuan bersama. Walaupun setiap orang memiliki goal/ tujuan pribadi tetapi tidak boleh juga melupakan bahwa baik adanya jika setiap mahasiswa saling membantu rekannya entah dalam hal akademik atau hal yang lain sehingga tidak hanya satu atau beberapa mahasiwa yang maju dan berkembang tetapi harapannya semua mahasiswa maju bersama, sama seperti sebuah ungkapan “jika Anda ingin berjalan cepat, jalanlah sendirian, tetapi jika Anda ingin berjalan jauh maka jalanlah bersama-sama”. Kemudian, pada kesempatan yang terakhir, para fasilitator mengingatkan lagi kepada para peserta, jika masih merasa gamang tentang pilihan jurusan yang diambil sekarang; ingatlah bahwa kesempatan Gladi (angkatan) seperti ini tidak akan didapatkan di manapun dan mereka beruntung bahwa ada satu aktivitas yang dirancang untuk menjalin kekeluargaan yang lebih erat di antara mereka.
(Oleh: Ignatia Ria Natalia, S.Psi., CGA., Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH UNPAR, Februari 2018).